Masjid Bingkudu
Salah Satu Mesjid Tertua Di Sumatera Barat
Agam, (LW)
Di
tengah kecamuk Perang Paderi di wilayah Minangkabau, kaum Paderi mendirikan
sebuah Masjid Antik yang kemudian dikenal dengan nama Masjid Bingkudu pada abad
ke-18 Masehi. Masjid dengan arsitektur khas Minangkabau ini terletak di Jorong
Bingkudu, Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Masjid
ini terletak pada ketinggian sekitar 1000 meter dpl, lokasinya yang berada di
daerah bersuhu dingin dan ditambah letaknya yang tersembunyi diantara bukit dan
pepohonan, menambah keeksotisan masjid ini.
Bentuk
bangunan dari Masjid ini berupa panggung dengan tinggi kolong 1,5 Meter,
sedangkan tinggi bangunan sampai puncak mencapai 35 Meter. Atap bangunan
berbentuk tatanan atap bertingkat tiga yang dahulunya berbahan ijuk, sekarang
sudah diganti dengan material yang lebih efisien mengingat susahnya mencari
ijuk. Untuk memasuki areal ini, pintu masuknya berada di sebelah timur.
Konstruksi
bahan bangunan ini, sepenuhnya terbuat dari kayu. Ruang utamanya berbentuk
persegi dengan ukuran 21 x 21 meter, tiang utama terletak di tengah ruangan
dengan diameter mencapai 40 cm. Ada pula lima buah tiang penyangga pada bagian
mihrab masjid ini.
Selain
masih digunakan sebagai tempat ibadah, saat ini Masjid Bingkudu juga sudah
ditetapkan sebagai salah satu situs cagar budaya sehingga, untuk menjaga
keaslian maka sudah beberapa kali diadakan pemugaran. Masjid ini memiliki
sistem Pasak, yang berarti pola bangunan tidak menggunakan paku pada setiap
sambungan kayu, serupa dengan pola bangunan Rumah Gadang.
Selain
penampakan dari luarnya yang mengesankan, interior di dalam Masjid ini pun
tergolong menawan. Ruang utamanya dihiasi dengan Lampu gantung kuno yang
berfungsi sebagai penerang sekaligus aksesoris. Selain itu, pada bagian depan
ruang utama juga terdapat sebuah Mimbar tua yang tertulis tahun pembuatannya
yaitu 1316 Hijriah (1906 Masehi). Mimbar ini, berbentuk huruf L yang dilengkapi
dengan tangga naik dan tangga turun terpisah
Di
Masjid ini pun ada sebuah Bedug kuno yang berfungsi sebagai penanda masuknya
waktu Shalat. Seperti umumnya Bedug yang terdapat di Sumatera Barat, Bedug atau
Tabuah ini terbuat dari pohon kelapa yang berpenutup kulit sapi. Bedug ini
mempunyai kondisi yang baik serta masih berfungsi karena dikelola dengan benar
oleh pengelolanya.
Untuk
menuju bangunan bersejarah ini, memerlukan waktu sekitar 20-30 menit dari
Bukittinggi dengan jarak sekitar 15 Km. Sebaiknya jika ingin ke Masjid yang
terletak di kaki Gunung Marapi sebelah timur ini, gunakanlah kendaraan pribadi
karena lebih cepat dan efisien tentunya.
Di dekat
Masjid ini, juga dijumpai sebuah bangunan kecil. Masyarakat menyebutnya Surau
Bulek yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya akad nikah.
Keberadaan
Masjid Bingkudu yang terpisah dari pemukiman warga memang menambah daya tarik
tersendiri, sehingga banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah, bahkan ada
yang datang dari Riau. Masjid ini memang unik, hening dan sakral. Kita tentunya
sebagai generasi penerus, hendaknya menjaga keaslian dari Masjid ini. (hatta rizal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar