Tour de Singkarak
pertama kali diselenggarakan pada 2009. Awal mula ide iven balap sepeda
internasional ini adalah diskusi antara Sapta Nirwandar yang waktu itu menjabat
Dirjen Pemasaran Kementrian Budaya dan Pariwisata Indonesia dengan mantan
Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi; mantan Wakil Gubernur Sumatera Barat,
Marlis Rahman; mantan Bupati Solok, Gusmal; mantan Kepala Dinas Budaya dan
Pariwisata Sumatera Barat, James Hellyward dan mantan Kasbudit Wilayah
Sumatera, Raseno Arya.
Dari perbincangan
orang-orang tersebut pada awal 2009 akhirnya menghasilkan proyek Tour de
Singkarak. Sebelum itu, nyaris namanya adalah Tour de Danau Kembar, lantaran
dikaitkan untuk memperkuat Festival Danau Kembar yang menjadi kegiatan tahunan
di Kabupaten Solok sejak 2006. Tapi kemudian disepakati namanya adalah Tour de
Singkarak. Sapta Nirwandar merasa
pemandangan danau Singkarak ini sangat menarik untuk dijadikan arena balap
sepeda.
Menteri Budaya dan
Pariwisata ketika itu Jero Wacik pun menandatangani persetujuan, dan ajang
balap sepeda ini menjadi Tour de Singkarak. Tour de Singkarak dijadikan sebagai
salah satu iven internasional untuk ajang promosi pariwisata di Sumatera Barat.
Disebabkan embel-embel Danau Singkarak, iven
ini sempat menghadapi berbagai kendala. Ego kedaerahan masih tertonjol, seolah
ini adalah ivennya Kabupaten Solok, karena itu daerah lain merasa tidak perlu
mendukungnya.
Penyelenggaran perdana Tour de Singakarak 2009 berlangsung
selama 5 hari dari 29 April sampai 3 Mei 2009 dengan melombakan 4 etape.
Saat itu mantan Gubernur Sumatera Barat,
Gamawan Fauzi berharap iven ini menjadi kegiatan kepariwisataan internasional
yang jadi unggulan Sumatera Barat di masa depan seperti Tour de France dan Le
Tour de Langkawi di Malaysia.
Yang menggembirakan
adalah pernyataan Menteri Budaya dan Pariwisata ketika itu, Jero Wacik yang
mengungkapkan tentang pengalokasian anggaran untuk TdS ini selama lima tahun
berturut-turut. Setelah itu penyelenggaraan akan serahkan kepada Iven
Organizer dan dibantu oleh Pemerintah Provinsi serta Kabupaten/Kota secara
gotong royong khususnya untuk penyediaan infrastruktur.
Hasilnya memang
menggembirakan, sejak dilaksanakan 2009 itu, TdS mendapat pujian dari
organisasi balap sepeda internasional (Union Cycliste International). Dipandang
sukses dari segi peyelenggaraan, menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai
salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di
kelas 2.2 Asia Tour. Sehingga selain didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBD
provinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilalui oleh peserta. Hal ini
disebabkan setiap daerah yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap
sepeda Tour de Singkarak mempunyai peran cukup besar dalam mengenalkan
daerahnya. Sehingga jumlah kabupaten dan kota yang menjadi jalur lintasan Tour
de Singkarak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan belakangan TdS
sudah menjalin kerjasama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi
penyelenggara Tour de France di Perancis. (011/LW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar