vidio slide


tampilan slide


Senin, 24 November 2014

Selayang Pandang Tentang TdS

Tour de Singkarak pertama kali diselenggarakan pada 2009. Awal mula ide iven balap sepeda internasional ini adalah diskusi antara Sapta Nirwandar yang waktu itu menjabat Dirjen Pemasaran Kementrian Budaya dan Pariwisata Indonesia dengan mantan Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi; mantan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Marlis Rahman; mantan Bupati Solok, Gusmal; mantan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Sumatera Barat, James Hellyward dan mantan Kasbudit Wilayah Sumatera, Raseno Arya.



Dari perbincangan orang-orang tersebut pada awal 2009 akhirnya menghasilkan proyek Tour de Singkarak. Sebelum itu, nyaris namanya adalah Tour de Danau Kembar, lantaran dikaitkan untuk memperkuat Festival Danau Kembar yang menjadi kegiatan tahunan di Kabupaten Solok sejak 2006. Tapi kemudian disepakati namanya adalah Tour de Singkarak.  Sapta Nirwandar merasa pemandangan danau Singkarak ini sangat menarik untuk dijadikan arena balap sepeda.
Menteri Budaya dan Pariwisata ketika itu Jero Wacik pun menandatangani persetujuan, dan ajang balap sepeda ini menjadi Tour de Singkarak. Tour de Singkarak dijadikan sebagai salah satu iven internasional untuk ajang promosi pariwisata di Sumatera Barat.
Disebabkan embel-embel Danau Singkarak, iven ini sempat menghadapi berbagai kendala. Ego kedaerahan masih tertonjol, seolah ini adalah ivennya Kabupaten Solok, karena itu daerah lain merasa tidak perlu mendukungnya.
Penyelenggaran  perdana Tour de Singakarak 2009 berlangsung selama 5 hari dari 29 April sampai 3 Mei 2009 dengan melombakan 4 etape.
Saat itu mantan Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi berharap iven ini menjadi kegiatan kepariwisataan inter­nasional yang jadi unggulan Sumatera Barat di masa depan seperti Tour de France dan Le Tour de Langkawi di Malaysia.
Yang menggembirakan adalah pernyataan Menteri Budaya dan Pariwisata ketika itu, Jero Wacik yang mengungkapkan tentang pengalokasian anggaran untuk TdS ini selama lima tahun berturut-turut. Setelah itu penyeleng­garaan akan serahkan kepada Iven Organizer dan dibantu oleh Pemerintah Provinsi serta Kabupaten/Kota secara gotong royong khususnya untuk penyediaan infrastruktur.
Hasilnya memang menggembirakan, sejak dilaksanakan 2009 itu, TdS mendapat pujian dari organisasi balap sepeda internasional (Union Cycliste International). Dipandang sukses dari segi peyelenggaraan, menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour. Sehingga selain didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBD provinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilalui oleh peserta. Hal ini disebabkan setiap daerah yang menjadi bagian dari tahapan perlombaan balap sepeda Tour de Singkarak mempunyai peran cukup besar dalam mengenalkan daerahnya. Sehingga jumlah kabupaten dan kota yang menjadi jalur lintasan Tour de Singkarak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan belakangan TdS sudah menjalin kerjasama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi penyelenggara Tour de France di Perancis. (011/LW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar