vidio slide


tampilan slide


Senin, 24 November 2014

Rumah Gadang Simbol Kebesaran Adat Minangkabau






Bukittinggi, (LW)
Bagi masyarakat Indonesia, nama Rumah Gadang mungkin sudah tak lazim lagi terdengar. Rumah Gadang merupakan ru­mah adat tradisional khas suku Minangkabau Sumatera Barat. Rumah ini memiliki keu­nikan bentuk arsitektur yaitu dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau dibuat dari ba­han ijuk atau biasa disebut gonjong.

ARSITEKTUR
Rumah gadang memiliki ciri-ciri khusus bentuk segi empat memanjang dan melandai di ujung-ujungnya. Sistem adat Minangkabau menganut dua paham, yaitu Bodi-Chaniago dan Koto-Piliang. Pada kesela­rasan Koto-Piliang yang me­nga­nut sistem aristokrat, Ru­mah Gadangnya memiliki anju­ngan di ujung kiri-kanan rumah. Anju­ngan adalah ruangan ya­ng di­ting­gikan daripada lantai tempat pintu masuk. Sedangkan Bodi-Chaniago yang demokrat, Ru­mah Gadangnya memiliki lantai yang rata atau tidak mempunyai anjungan.
Bentuk badan rumah ga­dang yang segi empat yang membesar ke atas (trapesium terbalik) sisinya melengkung kedalam atau rendah di bagian tengah, secara estetika merupa­kan komposisi yang dinamis. Jika dilihat pula dari sebelah sisi bangunan (penampang), maka segi empat yang membesar ke atas ditutup oleh bentuk segi tiga yang juga sisi segi tiga itu melengkung ke arah dalam, semuanya membentuk suatu keseimbangan estetika yang sesuai dengan ajaran hidup mereka.
Jika dilihat dan segi fungsi­nya, garis-garis rumah gadang menunjukkan penyesuaian de­ngan alam tropis. Atapnya yang lancip berguna untuk membe­baskan endapan air pada ijuk yang berlapis-lapis itu, sehing­ga air hujan yang betapa pun sifat curahannya akan melun­cur cepat pada atapnya. Ba­ngun rumah yang membesar ke atas, yang mereka sebut silek, membe­baskannya dan terpaan tampias. Kolongnya yang ting­gi membe­ri­kan hawa yang segar, terutama pada musim panas.
Di samping itu rumah gadang di­bangun berjajaran menurut arah mata angin dari utara ke selatan guna mem­­bebaskannya dari panas ma­tahari serta terpaan angin. Jika dilihat secara kese­luruhan, arsitektur rumah ga­dang itu dibangun menurut syarat-syar­at estetika dan fung­si yang sesuai dengan kodrat atau yang mengandung nilai-nilai kesa­tuan, kelarasan, kese­im­bangan, dan kesetangkupan dalam keu­tuhannya yang padu.

ORNAMEN
Selain bentuk srsitektur yang indah, dinding Rumah Gadang juga dihiasi ornamen ukiran-ukiran yang tak kalah indahnya. Tidak hanya berpe­ran sebagai penghias belaka, melainkan juga merupakan sim­bol yang mempunyai makna di dalam­nya. Ornamen Rumah Gadang mempunyai hubungan yang erat dengan adat di Mi­nangkabau. Adat Minangkabau berpengaruh terha­dap ornamen ukiran Rumah Gadang, sehing­ga ornamen mempakan sim­bol dari perwujudan adat. Pengada­an ornamen ukiran selalu berhu­bu­ngan dengan prinsip adat basandi syarak (adat bersendi­kan syarak) Yang mempunyai aai-alai alwn lakambang jadi guru (alam terkam­bang jadi guru) dengan kousep alue jo patuik (alur dan patut), ukue jo jangka (ukur dan jangka) dan raso jo pariso (rasa dan periksa) dengan dasar pola geometris.

JENIS RUMAH GADANG
Jika dilihat ke bagian dalam rumah, rumah gadang akan dibagi menurut lanjar. Lanjar ialah ruas dari depan ke bela­kang. Sedangkan ruangan ya­ng berjajar dari kiri ke kanan disebut ruang. Rumah yang berlanjar dua dinamakan lipek pandan (lipat pandan), umum­nya hanya memiliki 2 gonjong. Rumah yang berlanjar tiga disebut balah bubuang (belah bubung), umumnya memiliki 4 gonjong. Sedangkan yang ber­­­lan­jar empat disebut gajah ma­ha­ram (gajah terbenam), gon­jongnya berjumlah 6 atau lebih.
ada tiga tipe rumah gadang.

Rumah Gadang Gajah Maha­ram
Disebut sebagai rumah ga­da­ng gajah maharam karena kata­nya rumah ini memiliki ben­tuk seperti gajah yang sedang men­dekam (Maharam = men­dekam). Rumah Gadang ini memi­li­ki bagi­an yang lebih tinggi dari lantai rumah di sebelah ujung kanan dan kiri dari pintu masuk. Bagian yang lebih tinggi terse­but dina­makan anjung, sehing­ga rumah ada yang menyebut tipe rumah gadang ini dengan sebutan Rumah Baanjuang. Rumah ga­dang tipe ini berasal dari laras Koto Piliang.

Rumah Gadang Rajo Baban­diang
Rumah Gadang jenis ini tidak memiliki anjuang, seluruh lan­tainya rata dan atapnya lebih tinggi dari Rumah Gadang tipe Gajah Maharam, berasal dari laras Bodi Caniago.

Rumah Gadang Bapaserek
Rumah gadang ini hanya memiliki satu anjuang di sebelah kiri dan bagian yang ditinggikan tersebut dinamakan Tingkah atau Tindieh.
Masih banyak penjelasan mengenai Rumah Gadang Mi­nangkabau, untuk edisi ini kita cukupkan sampai di sini dulu. Untuk edisi depan kita akan masuk ke bagian-bagian rumah gadang dan fungsi-fungsinya. (006/LW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar